Selamat Jalan Bapak Akbar…

Selasa, 11 Januari 2011 Pkl. 20.03 WIB, ku mendapatkan Pesan singkat di HP buntutku. “3 pesan masuk”, tampilan HPku. Ku baca dari teman sekelasku. Terkejut sangat, tak percaya pula dan sakit juga rasanya setelah ku membaca pesan mereka. “Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji;un. Telah pulang ke rahmatullau salah satu guru tercita kita. Bapak Akbaria Ekananda (Pak Akbar). Marilah kita panjatkan do’a untuk beliau, semoga amal ibadhnya diterima. Amien”. Sebuah pesan yang jarang sekali ku terima. Namun itulah yang terjadi. Kihirup udara dalam-dalam, ku tahan nafasku tuk memerapa detik, dan ku bebaskan udara ini untuk sebuah pesan yang masih tak jelas akan kebenarannya. Dan takterasa tetesan air mata mengalir indah dipipiku. Sejenak ku terdiam teringat akan wajah beliau. Namun ku tak percaya akan pesan singakt itu. Lalu ku balas pesan temanku itu,”Benarkah itu terjadi?”, tanyaku dengan perasaan tak percaya. “Benar, ku mendapat berita dari pihak sekolah langsung. Beliau pergi untuk selama-lamanya pada pukul 16.00 WIB, tadi sore”, balasnya dengan cepat. Anehnya setelah itu ku ingin seklai mendengarkan lagu ‘We are The World’ di MP4ku. Dan air mataku mengalir deras akan pesan itu. Dan tertidurlah aku. Tak tahu kenapa, mungkin karena ku terlalu capek dihari itu.

Keesokan harinya ku berangkat sekolah seperti hari biyasanya. Memakai seragam lengkap dengan sebuah kamera digital serta buku catatan kecilku dan sebuah pulpen yang setia menemaniku kemanapun ku pergi. Keberangkatan sekolahku dihari itu terasa sangat mengharukan dan rasa tak percaya masih terlalu rekat dalam ingatanku pesan singkat tadi malam.

Sesampainya di kelas, ku bertanya-tanya pada teman-teman. Apakah itu benar adanya. Teman-temanku mengatakan bahwa itu benar adanya. Tapi perasaan tak percaya masih melekat dalam diri ini. Namun setelah bel berbunyi, pengumuman dari pihak sekolah bahwa untuk seluruh siswa diharapkan cepat-cepat berkumpul di Lapangan Basket untuk apel.

Pemandangan yang berbeda saat itu adalah bendera Mereah Putih dikibarkan setengah tiang dan seluruh anggota keluarga SMA N 1 Purwosari berkumpul dan seluruh siswa juga. Dengan Bapak Subroto (Guru EC.ku) sebagai pembina apel pagi itu, beliau mengumumkan bahwa salah satu guru tercinta kita pergi meninggalkan kita semua untuk selama-lamanya, atas nama Bapak Akbaria Ekananda (Pak Akbar). Tak ada suara tawa, yang ada hanya awan mendung yang menutupi sinar matahari menampakkan cahayanya di bumi Purwosari dan tatapan wajah haru dimana-mana.

Kemudian seluruh siswa laki-laki di kumpulkan di mushollah SMA N 1 Purwosari. Dan untuk siswa putri berada di ruang perpustakaan. Dengan didampingi beberapa guru, kami mulai membacakan surat Yasin dan tahlil yang dikhususkan untuk kepergian salah satu Guru SMA N 1 Purwosari ini, Pak Akbar. Dilanjutkan dengan sholat ghaib. Dan kemudian pihak sekolah memberi pengumuman bahwa untuk saat ini, para siswa boleh belajar di rumah. Iya, sekitar Pkl. 08.25 siswa sudah di pulangkan. Karena perwakilan sekolah, yaitu para dewan guru dan anak OSIS serta beberapa anak IPS yang setiap waktu pelajaran Sosiologi diajar oleh beliau. Namun sayang. Saya tidak diajak. Kalau saja saya bisa ikutan, mungkin liputan saya tentang kepergian Pak Akbar ini akan jauh lebih bagus dan baik. Dua buah bis malam besar disiapkan untuk melayat ke rumah beliau, yaitu di Tolongagung. Menurut salah satu taman yang ikut rombongan melayat, pukul 9 malam mereka baru nyampek di sekolah.

Untuk melengkapi dan menyempurnakan tulisan ini, ku bertanya-tanyalah pada beberapa siswa yang pernah diajar oleh beliau, para guru serta para orang-orang yang pernah bekerja sama dnegan beliau.

Inilah beberapa informasi yang bisa saya dapatkan tentang beliau.

Selama hidup, beliau adalah seorang aktifis yang berjuang untuk memajukan negeri ini. Walau hanya dengan sedikit tindakan, tapidengan sedikit tindakan itu bisa merubah semua. Beliau lebih berpihak pada masyarakat ketimbang pemerintah. Beliau juga biyasanya memulai tanya jawab dengan para siswa tentang keputusan baru pemerintah. Apapun keputusan pemerintah, selalu dibahas dengan siswa dan guru lain jika ada waktu kosong yang bisa dimanfaatkan. Lima tahun sudah beliau mengajar di SMA N 1 Purwosari ini. Beliau lulusan jurusan ‘Kesejahteraan Sosial’, Universitas Muhammadiyah Malang. Salah satu cita-cita beliau yaitu menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Beliau meninggalkan dua orang putra dan seorang istri. Beliau asli Banyumas, Jawa Tengah. Saat ini beliau menjadi walikelas X.4, guru Sosiologi, Pembina Tim Res dan Pembina MC.

“Sesosok Pak Akbar seperti Orang tua saya sendiri”, kata Cak Barik sebelum acara pembacaan yasin dan tahlil, Purwosari (12/01/11).

“Beliau adalah guru yang bisa mengerti siswa. Jarang sekali saya jumpai guru seperti ini”, kata silvi setelah pembacaan surat Yasin dan tahlil.

Beliau juga mempunyai sebuah tempat belajar (jam les), Laskar Pelangi yang baru saja berjalan setelah bulan puasa kemarin. Beliau juga adalah seorang pembina Tim Res. “Selama ini beliau memberikan banyak sekali pelajaran bagi saya. Beliau memang care pada kita. Apa yang kita inginkan, apa yang kita harapkan, apa yang kita butuhkan, bantuan apa yang kita butuhkan, hampir semuanya masalah kita bisa dibantu”, kata salah satu anak Tim Res.

“Waktu itu, ketika beliau adalah salah satu panitia perpisahan kakak kelas  III tahun kemarin, saya mendapatkan pelajaran yang sampai saya ingat. Waktu itu hari Jum’at. Saya sebagai MC acara bukan inti akan latihan. Dan saya janjian dengan beliau pukul 12.00 sudah ada di tempat. Namun say telat. Tiga puluh menit saya telat. NAmun, apa yang dikatakan oleh Beliau,’Belum jadi orang sukses saja sudah tidak tepat janji. Bagaimana kalau sudah dewasa nanti’, katanya dnegan nada marah. Itulah cambukan bagi saya sebagai MC yang ingin menjadi seorang MC profesional”, kata Adit.

“Beliau juga sering berpesan kepada kita,’Kalau sudah berhasil, jangan KORUPSI! Kalau Korupsi, tak suduk dari belakang'”, tambahnya, (11/01/11).

“Cita-cita beliau sungguh mulia. Ingin menjadikn murid-murid bisa cerdas walaupun tak punya uang untuk masuk Laskar Pelangi bisa dapat gratis pendidikan”, kata bu Diya dalam chat kami di YM.

Semoga cita-cita dan pesan, serta semua yang telah beliau berikan kepada kita semua, bisa kita aplikasikan pada kehidupan kita. Semangat beliau dan cita-cita tidak boleh berhenti disini.

Selamat jalan Bapak Akbar

Semoga engkau berada di sisi-Nya dengan Damai

Terimakasih Bapak

Cita-citamu sungguh mulia

NB : mungkin itu saja yang bisa saya informasikan perihal Kepergian Bapak Akbaria Ekananda (Pak Akbar). Maaf juga, saya tidak bisa mencantumkan foto beliau. Inilah yang bisa saya persembahkan. Karena saya hanya siswa yang ingin menghidupkan website sekolah saya.

Tinggalkan komentar